Untuk merancang strategi membangun kemandirian keuangan organisasi, HAPSARI melakukan Workshop Pembangunan Sumberdaya EkonomiUntuk Kemandirian Organisasi dan Gerakan, tanggal 22 – 24 Nopember 2013 di Medan. Ini adalah salah satu dari dua kegiatan yang direkomendasikan dari Strategic Planning (SP) HAPSARI bulan Okrober 2013 di Kulon Progo Jogyakarta.
Ada 3 isu strategis dengan tujuan-tujuan strategis yang dihasilkan melalui workshop SP HAPSARI. Salah satu dari tiga isu tersebut adalah : “Memperkuat Ekonomi Perempuan dan Organisasi” (Isu Strategis 3), dengan Tujuan Strategis;
1. Kuatnya kemampuan ekonomi pengurus dan anggota organisasi.
2. Terbangun dan kuatnya sistem kemandirian keuangan organisasi.
3. Berkembangnya sistem basis produksi organisasi.
Proses pembahasan materi dilakukan menggunakan berbagai metode; mulai dari curah pendapat, diskusi kelompok, presentasi, menggambar, bernyanyi, sehingga seluruh peserta sangat bersemangat dan aktif mengikuti seluruh proses workshop.
Pemetaan potensi/asset sumberdaya:
- Melalui pertanyaan “Apa yang dimiliki HAPSARI saat ini?” peserta melakukan pemetaan dengan cara mengidentifikasi potensi/asset yang ada di organisasi sebagai sumberdaya yang dapat dikelola untuk membangun kemandirian ekonomi (keuangan) organisasi.
- Potensi/asset dikelompokkan menjadi tiga yaitu; sistim, keahlian dan hubungan/jaringan. Lalu dikelompokkan lagi untuk menemukan 3 potensi (berdasarkan ranking) yang paling “kuat” atau prioritas untuk dikelola sebagai sumberdaya membangun sistim kemandirian keuangan organisasi.
Peserta berhasil menemukan asset/potensi sumberdaya yang sudah dimiliki organisasi saat ini, serta asset/potensi apa yang paling kuat. Dari sini HAPSARI akan merancang strategi menjalankan rencana aksi.
Asset/Potensi Yang Sudah Dimiliki Organisasi Saat Ini :
A. SISTEM |
B. KEAHLIAN |
C. HUBUNGAN – JARINGAN |
1) Koperasi – Kulonprogo 2) Pra Koperasi – Sumut 3) Trading House – Bantul 4) CU – Sumut 5) Radio Komunitas – Sumut 6) Teater/Punakawan 7) Legalitas OR 8) Lahan Konservasi Mangrove 9) Sanggar Belajar Anak 10) Warung Kopi
|
1) Pengelolaan kopi, teh, jahe instan. 2) Kerajinan (sapu lidi, perca, batik dan aksesoris) 3) Tekhnis (Narasumber, Fasilitator tentang isu-isu gerakan perempuan, Sanggar Belajar Anak, Budidaya Jahe, salon dan kencantikan) 4) Penyiar Radio, pemain teater.
|
1) Dengan kalangan pemerintah daerah (kabupate) seperti ; Dinas Koperasi, Dinas Kehutanan, Perindag, Badan PP, Naker. 2) Dengan Komnas Perempuan. 3) Dengan organisasi jaringan tingkat lokal.
|
Asset/Potensi yang Paling Kuat :
Asset/potensi yang paling kuat yang paling berkontribusi dalam memperkuat atau menumbuhkan kemandirian keuangan secara individu maupun organisasi, yaitu :
1.Koperasi (sebagai sistim dalam membangun kemandirian keuangan) termasuk Pra-Koperasi yang sedang berproses di serikat-serikat saat ini.
2. Unit-unit Usaha yang meliputi;
a. Trading House di Bantul
b. Kopi dan Teh di Kulon Progo
c. Pengolahan Makanan, Minuman, Kerajinan, Souveir, dll.
d. Lahan konservasi Mangrove/Bakau sebagai usaha jasa lingkungan yang dapat dikembangkan sebagai “Usaha Wisata”.
e. Sanggar Belajar Anak (SBA) sebagai usaha jasa pendidikan.
f. Radio Komunitas.
3. Hubungan dengan Jaringan, meliputi;
a. Jaringan dengan Pemerintah Daerah,
b. Jaringan dengan organisasi non pemerintah tingkat lokal dan nasional (Komnas Perempuan) dll.
c. Jaringan dengan lembaga donor (ProRep, Tifa, ICCO, GfW), dll.
Merumuskan konsep dan strategi membangun Sistim Kemandirian Keuangan Organisasi:
Melalui curah pendapat dan diskusi kelompok, peserta diajak merumuskan konsep dan strategi membangun sistim kemandirian ekonomi (keuangan) organisasi. Caranya dengan menjawab 4 pertanyaan dari Fasilitator;
Pertanyaan yang Diajukan |
Kesimpulan sebagai Rumusan Konsep |
a) Mengapa Perlu Membangun Kemandirian Ekonomi (Keuangan) Organisasi?
|
1. Tanpa pihak lainpun program organisasi harus tetap berjalan. 2. Dukungan dari pihak lain (donor) sifatnya terbatas. 3. Sistim kemandirian adalah pondasi/dasar dari jalannya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya. 4. Kalau hanya bergantung dengan tidak pihak luar organisasi tidak terbangun secara kuat. 5. Sistem perlu dibangun, untuk : memandu kerja dan meningkatkan hasil/berkarya. 6. Untuk menuju organisasi yang mampu mensejahterakan anggotanya. |
b) Bagaimana Cara Membangun Kemandirian Ekonomi (Keuangan) Organisasi ?
|
1. Menjadikan asset/potensi yang dimiliki HAPSARI saat ini (Koperasi, Unit Usaha, Hubungan/Jaringan dan Sumberdaya Manusia) sebagai potensi dan modal untuk membangun kemandirian keuangan organisasi. 2. Melakukan pemetaan dan analisis SWOT. 3. Membuat mekanisme dan sistim pengelolaan sumberdaya untuk membangun kemandirian keuangan organisasi, misalnya : 3.1.Koperasi : Semua serikat mendirikan koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan. Mekanisme yang ditawarkan; a. Koperasi memberi pajak ke serikat b. Koperasi menampung hasil-hasil unit usaha c. Koperasi mendistribusikan (memasarkan) produk anggota d. Koperasi menyediakan bahan baku untuk unit usaha serikat e. Koperasi menyediahkan modal unit usaha f. SHU 3.2.Unit Usaha : ü Pemetaan dan analisa potensi sumberdaya serikat, untuk mengembangkan unit-unit usaha organisasi ü Membuat/mengelola unit usaha organisasi tingkat serikat dan tingkat federasi (nasional) sebagai Lembaga Keuangan organisasi. ü Pembagian peran dan fungsi : a. Unit bahan baku b. Unit Produksi (pengelolaan, packaging) c. Unit pemasaran d. Unit permodalan e. Anggota sebagai konsumen untuk hasil unit usaha ü Pembagian hasil usaha dibagi 3 : 1. Untuk Organisasi 2. Untuk pengembangan modal 3. Untuk penghasilan bagi Pelaku/pengurus yang bekerja mengurus organisasi 3.3.Hubungan Jaringan : a. Pemetaanpotensi hubungan dengan jaringan untuk pengembangan pasar dan Basis Produksi. b. Penggalangan kerjasama dengan jaringan untuk logistik organisasi yang tidak bertentangan dengan AD organisasi 3.4.Sumberdaya Manusia : a. Membuat sistem dan mekanisme bagaimana sumberdaya manusia menjadi asset untuk menggerakkan Unit Usaha dan Pengembangan Basis Produksi; – Peningkatan Kapasitas – Pembagian Peran |
c) Bagaimana Cara Menggalang Dana ? (yang sudah dilakukan oleh HAPSARI).
|
1. Menjalankan Iuran Anggota 2. Mendirikan CU dan Koperasi 3. Mengembangkan Sistim Basis Produksi Kopi dan Teh: – Penyediaan bahan baku, – Pengolahan, – Pemasaran, – Promosi, 4. Unit Usaha di bidang ketrampilan cth : Ø Anyaman tikar, sapu lidi hias Ø Pembuatan sabun cuci piring Ø Pembuatan aksesoris Ø Makanan 5. Mengembangkan Usaha Pemasaran Produk, melalui : Ø Trading House (kopi, Tea) Ø Pasar Rakyat Ø Kedai Kopi Ø Pameran 6. Bekerjasama dengan kalangan Pemda, untuk perijinan, pemasaran dan promosi produk : Ø Dinas Koperasi Ø Badan PP Ø Dinas Kehutanan dan Ø Dinas Pendidikan Ø Dinas Kesehatan 7. Bekerjasama dengan kalangan Ornop, untuk promosi dan pemasaran produk-produk anggota.
|
d) Apa saja cara lain menggalang dana untuk kegiatan organisasi?
|
1. Menggalang Dana Publik, dengan cara : a. Mengakses CSR (Corporate Social Responsibility) baik dari BUMN maupun swasta. b. Merancang aksi-aksi kreatif menggunakan media yang ada di organisasi (teater/punakawan, siaran radio) c. Aksi simpatik di ruang-ruang publik dan kantor pemerintahan; bandara, kantor pemda/DPRD, dll. 2. Menggelar Pameran Produk 3. Mengembangkan Unit Usaha Jasa (fasilitator, narasumber, konsultan, riset), dll. 4. Mengadakan Pasar Rakyat. 5. Menjadi agen/pengepul hasil pertanian/produk anggota.
|
Analisis SWOT :
– Dari hasil analisa SWOT ini peserta menemukan strategi program membangun sistim kemandirian keuangan organisasi dan gerakan, menggunakan pendekatan “bisnis” atau sistim kewirausahaan sosial.
– Analisa SWOT ini dipandu oleh Bpk.Teddy Wibisana, fasilitator yang juga berperan sebagai narasumber. HAPSARI melakukan Analisa SWOT terhadap unit usaha yang sudah ada, yaitu Kelompok Kulonprogo dan Kelompok Mamuju. Aspek yang dianalisis adalah : organisasi, produksi, modal, sdm, promosi dan distribusi.
1. Kelompok Mamuju : Pengolahan Abon Ikan Tuna
KEKUATAN |
KELEMAHAN |
(1) Sudah ada Organisasi (2) Sudah teregistrasi (Nutrisi, POM, PIRT) (3) SDM mempunyai ketrampilan (4) Bahan Baku tersedia (5) Alat produksi lengkap (6) Sudah dipercaya pemda dan menjadi produk unggulan (7) Dipercaya pemerintah untuk mengisi pameran-pameran pemda (8) Sertifikasi Abon
|
(1) Organisasi belum berbadan hukum. (2) Keterbatasan modal penyebab terbatasnya produksi dan kemasan. (3) Keberanian untuk mengambil resiko dapat menghilangkan kepercayaan konsumen (4) Lemahnya skill pemasaran untuk mencari pelanggan baru. (5) Belum bisa membuat pameran produk sendiri. |
KESEMPATAN |
ANCAMAN |
Mengetahui kompetitor lain akan lebih baik
|
(1) Dari segi kemasan/kompetitor (2) Lebih tergantung pada alam (3) Test rasa ikan /bumbu |
2. Kulon Progo : Unit Usaha Kopi, Teh dan Home Stay
KEKUATAN |
KELEMAHAN |
1. Legalitas organisasi (badan hukum, terdaftar). 2. PIRT masuk dalam kemasan (brand) 3. Kemasan packaging bagus (simple) 4. Home stay indah dan sejuk 5. Bahan baku mencukupi (ada demplot kopi) 6. Jumlah orang yang banyak (baik dalam hal pemasaran) 7. Ada Trading House organisasi (untuk pusat promosi dan distribusi) 8. Produk Kopi dan Teh menjadi produk unggulan Pemkab Kulon Progo. 9. Hubungan yang baik dengan jaringan. 10. Penerapan konsep “Basis Produksi” sebagai potensi pasar di organisasi. |
1. Distribusi pemasarannya terbatas di Jogyakarta (dengan brand “Java Menoreh”) 2. Alat packaging, mesin pengolahan (alat produksi belum lengkap) 3. Kebersihan dan tidak ada air (homestay) 4. Komunikasi elektronik sulit (homestay) 5. SDM yang mempunyai skill sesuai kebutuhan belum memadai (promosi, pemasaran). 6. Minset SDM tidak berubah (dari kerja sosial ke kerja bisnis) |
ANCAMAN |
KESEMPATAN |
(1) Bahan baku belum terkelola habis (2) Produk menumpuk di gudang (pemasaran tidak lancar). (3) Produk sejenis dari kompetitor. |
(1) Membuat “Bisnis Plan” (2) Training Pemasaran. (3) Mentoring dari fasilitator (Bpk.Teddy)
|
***