Program Utama SPI Labuhanbatu adalah Menjangkau Perempuan Miskin Korban Kekerasan Di Labuhanbatu Untuk Program Akses pada Keadilan. Program, bekerjasama dengan Uni Eropa, melalui Hivos kantor Jakarta.
Salah satu kegiatan dari program ini adalah membuat dialog atau diskusi-diskusi antara SPI dengan berbagai pihak, baik perempuan desa anggota SPI maupun yang bukan anggota, masyarakat, pemerintahan desa, pemerintahan kabupaten juga media massa. Topik yang didiskusikan adalah seputar masalah kekerasan berbasis jender, yaitu kekerasan yang terjadi dalam masyarakat, karena adanya prasangka atau anggapan-anggapan jender dalam masyarakat, misalnya, anggapan bahwa perempuan itu memang ”wajar” kalau jadi korban kekerasan, namanya juga makhluk yang lemah dan harus mengalah…dan anggapan negatif lainnya yang menyudutkan posisi perempuan.
Tanggal 30 April 2007 lalu, dalam rangka memperingati Hari Kartini ke-125, SPI Labuhanbatu melakukan dialog dengan mengundang Dinas Kesehatan kabupaten Labuhanbatu yang kemudian mengutus Ibu Hj. Juliati Alhamra (Dinas Kesehatan Pemkab Labuhanbatu, Seksi KIA), juga merupakan Koordinator Bidan Desa se-kab.Labuhanbatu. Menarik sekali dialog tersebut, karena Ibu Hj.Juliati sebagai narasumber yang mewakili pihak pemerintah, sangat menguasai materi tentang Hak-hak Kesehatan Reproduksi Perempuan, dan menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan reproduksi dan kekerasan berbasis jender terhadap perempuan.
Topik dialog yang dibahas, mulai dari soal sakit pinggang, pusing dan sakit kepala, keputihan, sakit ketika berhubungan seks dengan suami, sampai informasi tentang HIV/AIDS yang selama ini jarang dibicarakan di kalangan perempuan desa. Hal yang cukup penting dari dialog ini adalah, adanya pernyataan dukungan dan komitmen dari Ibu Juliati untuk melakukan kerjasama dengan SPI Labuhanbatu, untuk program yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi perempuan. Menurut beliau, Dinas Kesehatan Labuhanbatu mempunyai program “Desa Siaga” yang merupakan penerapan konsep sebuah desa dengan kesiagaan pemerintah dan masyarakatnya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Menurut Mbak Mamik (Ketua SPI Labuhanbatu) sepanjang tahun 2007 – 2010 mendatang, SPI mempunyai program mendirikan Posko Pelayanan Berbasis Masyarakat, untuk Perempuan Korban Kekerasan, di 10 Desa yang ada anggota SPI. Semoga kerjasama antara organisasi perempuan basis seperti SPI dengan kalangan dinas/instansi pemerintah yang peduli pada masalah-masalah kesehatan perempuan terus menguat dan makin berkualitas. (Tim HAPSARI)***