Beranda Profile

Lely Zailani

2082
BERBAGI
Lely Zailani

Aktivis Perempuan Akar Rumput yang Tak Kenal Lelah

Sebagai Ashoka Fellow (tahun 2000), Lely dikenal luas atas inovasinya dalam pengorganisasian perempuan desa melalui siaran radio komunitas—sebuah ide brilian yang kini bertransformasi menjadi kanal YouTube Mamak Onlen, memperluas akses perempuan desa ke literasi digital dan informasi penting lainnya.

Lely Zailani

Laili Zailani, yang akrab disapa Lely, adalah sosok sentral dalam gerakan perempuan akar rumput di Sumatera Utara. Lely telah mengabdikan lebih dari separuh hidupnya untuk pemberdayaan perempuan akar rumput di desa-desa.

Pada 14 Maret 1990, bersama tiga rekannya—Sudarti, Salem, dan Neni Dwiani—ia menggagas berdirinya Sanggar Belajar Anak “Harapan Desa Sukasari” di desa Sukasari, Perbaungan, Deli Serdang. Ini menjadi cikal bakal berdirinya yayasan HAPSARI pada tahun 1997, dengan Lely menjabat sebagai direktur pertama hingga 2001.

Kiprahnya berlanjut sebagai Ketua Dewan Eksekutif HAPSARI (2001–2004). Ia kemudian nonaktif hingga 2009 karena terlibat dalam pendirian Partai Perserikatan Rakyat (PPR), meskipun PPR akhirnya tidak lolos verifikasi.

Kontribusi Aktivisme

Perjalanan aktivisme Lely sarat dengan kontribusi signifikan dalam pembangunan organisasi rakyat dan organisasi perempuan. Bersama HAPSARI, ia ikut mendirikan; Serikat Nelayan Sumatera Utara (SNSU) dan Perhimpunan Buruh Perkebunan Independen (PERBUNI)

Lely juga berperan dalam berbagai posisi, antara lain:

  • Dewan Pengurus Nasional Solidaritas Perempuan (SP) Jakarta (2001–2005)
  • Presidium Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) pada periode pertama (1999)
  • Pokja Akuntabilitas dan Transparansi Organisasi Masyarakat Sipil di Jakarta
  • Kelompok Kerja Jaringan Demokrasi (KKJD) Sumut (2007)
  • Presidium Sekretariat Bersama Organisasi Rakyat Independen (Sekber ORI), yang menghimpun organisasi rakyat sektoral (perempuan, petani, nelayan, buruh perkebunan) di Sumatera Utara (2004–2007)

Pada 2005–2010, Lely sering bolak-balik antara Jakarta, Bandung, dan Medan, karena menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Konfederasi Pergerakan Rakyat Indonesia (KPRI) yang berkantor di Bandung. Ia juga sempat menjadi salah satu Deputy Direktur INDEPOLIS, sebuah organisasi non-pemerintah yang melakukan kajian politik dan demokrasi, berkantor di Jakarta. Hingga 2015, Lely masih sering bolak-balik antara Lubuk Pakam dan Yogyakarta, karena mengurus program Penguatan Keanggotaan HAPSARI dan Basis Produksi, bersama KPRI di Kulon Progo, Yogyakarta.

Sebagaimana mimpi yang diperjuangkannya sendiri, Lely akhirnya menuntaskan gelar S1 Hukum pada tahun 2024 di Universitas Deli Sumatera. Ini menginspirasi banyak perempuan bahwa usia tak pernah menjadi penghalang untuk terus belajar. Ia rutin menjadi fasilitator dan narasumber untuk berbagai isu strategis: Gender & Inklusi Sosial (GESI), penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak, ketahanan iklim dan pangan, advokasi kebijakan desa, hingga anti korupsi dan adaptasi digital.

Aktif Menulis

Sebagai aktivis yang juga seorang penulis, Lely aktif menulis di berbagai media online seperti Kumparan, Geotimes, IBTimes, Rahma.id, dan Magdalene, memperluas ruang advokasinya ke ranah publik dan digital. Di samping itu, ia dikenal sebagai konsultan, editor, dan penulis buku yang karyanya memperkaya literasi gerakan perempuan akar rumput.

Penghargaan

Atas dedikasinya, Lely telah meraih sederet penghargaan, termasuk Perempuan Pelopor Pembangunan (2024), DAAI Inspiration Award (2023), Gender Champion (2021), hingga The Best Inovasi Pemberdayaan Perempuan (2019).

Lely adalah contoh nyata perempuan visioner yang memimpin dengan hati dan integritas, membangun kekuatan kolektif perempuan Indonesia dari desa menuju panggung nasional dan terdengar oleh dunia internasional.

Profile Lely juga bisa dibaca di sini:

Komentar Via Facebook

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here