Serikat Perempuan Independen (SPI) Labuhanbatu lahir dari proses pendampingan yang dilakukan yayasan HAPSARI sekitar tahun 1999, beberapa kegiatan pendidikan penyadaran tentang hak-hak perempuan dilakukan di kabupaten Labuhanbatu, terbentuklah kelompok-kelompok perempuan desa di wilayah ini. Kelompok inipun ikut menjadipendiri SPI Sumut. Dan bersamaan dengan terbentuknya federasi HAPSARI, tahun 2001 kelompok-kelompok berbadan hukum dalam bentuk perkumpulan, dan menjadi anggota HAPSARI.
Sejak pertama kali dirasakan perlunya mendirikan organisasi, permasalahan utama yang dihadapi oleh kaum perempuan anggota SPI Labuhanbatu adalah banyaknya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan oleh suami, atau ayah kepada anaknya. Sebagian besar pengurus dan kader-kader di SPI Labuhanbatu adalah perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, yang kemudian mampu mengatasinya dan menjadi pembela bagi perempuan korban yang lain.
Saat ini, dalam kepemimpinan Ibu Mamik Suratmi sebagai Ketua Dewan Pelaksana Hariannya, program utama SPI Labuhanbatu adalah Penghapusan Kekerasan Berbasis Gender. Program utama ini terdiri dari beberapa kegiatan, antara lain ; Pendidikan Penyadaran Gender, Dukungan untuk Perempuan Korban Kekerasan, Advokasi dan Kampanye Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Bekerjasama dengan Pemkab Labuhanbatu, saat ini SPI mengelola Rumah Aman untuk Perempuan dan Anak Korban kekerasan di Labuhanbatu. Sepanjang tahun 2008 – 2009 SPI dipercaya oleh Pemkab Labuhanbatu menjadi penanggungjawab pengelola Rumah Aman tersebut.***
Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Kerana tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan. maju terus pantang mundur sukseskan nasip para perempuan Indonesia, SEMANGAT!!!