FederasiHapsari: Punakawan adalah karakter yang khas dalam wayang Indonesia. Mereka melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Dalam wayang Jawa karakter punakawan terdiri atas Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk. Dalam wayang Bali karakter punakawan terdiri atas Malen dan Merdah (abdi dari Pandawa) dan Delem dan Sangut (abdi dari Kurawa).
Sebagai organisasi perempuan basis yang seluruh anggotanya dari kalangan perempuan akar rumput di desa-desa dan dusun-dusun, HAPSARI harus kreatif mengembangkan berbagai media komunikasi sekaligus media pengorganisasian dan pendidikan untuk kaum perempuan, juga untuk masyarakat luas.Tentunya dengan media-media yang mudah berinteraksi. Salah satu media yang dipilih adalah teater dan salah satu “teater” itu adalah Punakawan.
Pertama kali mementaskan teater melalui aksi Punakawan dilakukan HAPSARI bulan Mei 2012 di Dusun Keceme, Samigaluh Kulon Progo Yogyakarta. Waktu itu ada Festival Punakawan yang diselenggarakan oleh Paguyuban Budaya Suroloyo. Kebetulan pada tempat dan waktu yang sama HAPSARI mengadakan Eksposing Capaian Hasil-hasil Program kerjasama dengan ACE-PKM dan PNPM Peduli. Nah, disaksikan oleh pihak Bapenas dari Jakarta yang mewakili PNPM Peduli, Bupati Kulon Progo, ACE-PKM dan masyarakat luas yang menyaksikan festival Punakawan, empat orang dari HAPSARI tampil sebagai Punakawan yang terdiri dari: Semar (Ari Purjantati), Petruk (Sumberini), Bagong (Istuti Laili Lubis) dan Gareng (Rundiyah).
Penampilan Punakwan dari HAPSARI ini sangat apik dan seru, karena salah satu diantaranya adalah Bagong yang orang Batak Mandailing dari Rantauprapat Sumut yang diperankan oleh Anggota Dewan Pengurus Nasional HAPSARI (Istuti Laili Lubis). “Horas Bah…..” ujarnya saat memulai akting sebagai Bagong. Sekarang HAPSARI juga dikenal dengan “Teater Punakawan”-nya. ***